Mencicipi Lumpia Basah ala Bandung

Ini kali pertama aku mencicipi tepatnya mencoba kuliner malam di daerah perumahanku dengan nama Lumpia Basah. Soalnya dulu aku juga pernah makan jajanan dengan nama serupa di kawasan Mall Karawaci, di lantai 1 pas diatas Timezone, tapi dengan nama Lumpia Semarang. Dan enak, tapi sayang harganya mahal (sekarang booth-nya sudah tidak ada). Rasa lumpia basah ini cenderung asin, manis, dan gurih. Anda juga akan merasakan kerenyahan dari bengkuang saat mengunyahnya. Untuk rasa pedas bisa disesuaikan dengan selera yang diinginkan.

Lumpia sendiri sebenarnya adalah kuliner asal Semarang, dengan bahan utama dan citarasa rebung, ayam, dan udang. Sedangkan lumpia yang aku beli adalah lumpia ala Bandung (berdasarkan sedikit obrolan dengan penjualnya). Adapun bahan utama yang digunakan untuk membuat lumpia basah Bandung ini adalah kulit lumpia, tepung sagu, dan satu liter air. Bumbu-bumbu yang digunakan untuk membuat makanan ini juga terbilang sederhana, yakni cukup garam, merica, dan penyedap rasa

Dokumentasi pribadi oleh Redha Herdianto

Aku memesan lumpia dengan toping kornet, level pedas. Dan istri memesan lumpia toping ayam, level sedang. Karena kami yakin bentuknya hampir mirip dengan lumpia semarang, serta tidak jauh-jauh dari risoles. Jadi kami yakin ini bisa dijadikan sebagai cemilan biasa.

Dan kami salah, ternyata lumpia basah ini malah mirip seperti sayur tumis dengan isi mayoritas kecambah, ditambah irisan sosis, potongan rebung dan telur. Yang buat tercengang adalah porsinya. Bayangkan anda makan sayur tumis semangkuk besar penuh sendirian. Seperti itulah yang aku rasakan. Kenyang sih meskipun tanpa nasi. Selain itu yang justru menjadi aneh adalah kulit tipis lumpianya hanya dijadikan sebagai alas dari tumis sayur ini. Alhasil ya bakal hancur meskipun memberikan citarasa manis, tapi aneh. Bayangkan kita makan tepung mentah sih, manis tapi apa ya enak.

Baca juga: Sambal Indofood varian Bangkok

Ketidak-normal-an lainnya adalah varian yang kami pilih. Varian kornet, okelah mungkin menggunakan kornet akan menjadi hancur karena proses masak yang diaduk-aduk. Kemudian varian ayam yang aku bayangkan adalah sayuran isi lumpia dengan full suwiran daging ayam. Dan ternyata hanya tulang ceker ayam yang direbus dan dipotong kecil-kecil. Kecewa, karena aku nggak doyan ceker ayam.

Kesimpulannya adalah jajanan lumpia basah ini kurang menarik untuk lidah yang suka dengan rasa gurih. Tidak ada enak-enaknya. Kecuali bagi yang suka makan apa aja yang penting banyak. Untuk varian ayam, cocok buat yang doyan ceker ayam. Tapi saranku pilihlah level pedas karena akan lebih berasa bumbunya.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.